Friday 13 June 2008

Jaga Relasi


Semalam saya ngobrol-ngobrol sama kakak saya, meskipun tinggal di rumah yang sama tapi kami jarang punya waktu untuk ngobrol, yah,,,karena saya seorang anggota BP7 (Berangkat Pagi-Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan,he2,istilah kakak saya juga tuh!) dan kakak saya sebagai orang kontraktor yang tidak mengenal jam kerja, siang, malam, bahkan dinihari.

Setelah mereview pekerjaannya saya sempatkan untuk membahasa topik yang ringan. Dia mulai dengan nanyain bagaimana kerjaan saya, kondusifkah? ato ada masalah dan saya katakan sampai saat ini saya masih dalam kondisi yang nyaman. Dan seperti biasanya, diapun memberi wejangan pada saya. Kali ini yang dia kasih adalah pentingnya menjaga relasi dalam dunia kerja.

Kakak saya menjelaskan bahwa relasi bukan hanya sekedar hubungan saling kenal antar personal, namun lebih dari itu, kakak saya menjelaskan dalam relasi itu usahakan agar jangan sampai ada perkataan maupun tindakan kita yang dapat menimbulkan luka atau menyakiti relasi kita. Sebagai contoh sederhana, gosip-gosip d tempat kerja, yaitu pendapat-pendapat atau kritikan-kritikan yang tidak konstruktif. Maksudnya adalah pendapat-pendapat yang muncul di belakang, tidak langsung kepada orang-orang yang kita kritik. Kritik dikatakan membangun jika kita sampaikan langsung kepada orang yang kita kritik, jadi tidak hanya di belakang dia saja.

Lebih lanjut dia menceritakan mengenai kisah "Paku di Pagar Kayu". Kisah ini menceritakan seorang atasan yang kerap menyakiti hati para bawahannya. Dan ia pun merasa dirinya seperti itu. Lalu pergilah Ia ke orang bijak untuk menceritakan hal tersebut dan mencari solusi. Kepada "orang bijak" ia mengatakan ingin mengubah perilakunya tersebut. Setelah mendengar cerita "pasien"nya tersebut, Si orang bijak meminta kepada "pasien"nya untuk menancapkan paku di pagar kayu rumahnya setiap kali dia merasa telah menyakiti orang lain. Dan sampai pada suatu saat orang tersebut belum dapat berubah.

Kemudian orang tersebut datang lagi kepada si Orang bijak. Mendengar cerita dari pasiennya, si orang bijak cuma meminta supaya setiap kali "pasien"nya tersebut melakukan kebaikan, cabutlah paku yang telah ditancapkan di pagar halaman rumahnya. Dan sang "pasien" kembali lagi ke rumah. Setelah semua paku tercabut, si "pasien" datang lagi kepada Orang Bijak,dia mengeluh karena belum juga berubah. Dan Orang bijak bertanya pada sang pasien,

"Bagaimanakah pagar kayu rumahmu?"
"Tidak sebagus yang dulu sebelum saya tancapkan paku-paku di atasnya." jawab si pasien.
"Nah, itulah,,,,,," kata orang bijak.


Apakah maksud dari kisah itu,,,,,????pesan dari cerita tersebut adalah seberapapun besar kebaikan kita, tak akan mampu menghilangkan luka yang pernah kita torehkan pada seseorang. Betapapun kecilnya luka itu, tetap akan ada bekasnya. Dari cerita ini mungkin dapat menginspirasi kita untuk senantiasa menjaga relasi kita terhadap sesama. Jagalah baik-baik tali silaturahmi yang anda miliki dan kembangkanlah selalu semangat persahabatan anda.........Terima Kasih,,,,Salam Sukses,,,,,,,,,,,,

No comments:

Post a Comment