Friday 16 January 2009

(Untitled)

Sebuah kisah yang mungkin dialami oleh beberapa rekan juga, dimana semenjak dari kecil (mungkin saat kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar) sampai kita lulus sekolah/kuliah atau bahkan sampai saat ini. Saya memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan ayah saya, kenapa? karena saya sering dimarahin sama ayah saya, apapun hal yang saya lakukan seperti tidak ada benarnya di mata Beliau. Dan hubungan ini pun berlanjut sampai saya lulus kuliah 1 tahun silam.

Mungkin beberapa dari anda juga mengalami hal yang serupa, tetapi dengan alasan yang berbeda dari yang saya alami. Sampai akhirnya beberapa minggu yang lalu, saat Ayah saya datang ke Jakarta, seperti ada hal yang berbeda. Pada saat itu saya merasakan hal yang lain, dimana Ayah saya sudah menganggap saya sebagai orang dewasa. Mulai dari saat itu saya mulai merindukan Ayah saya, sungguh berbeda saat saya masih sekolah ataupun saat kuliah. Dengan perlahan, perasaan saya terhadap beliau juga berubah.

Dan beberapa saat yang lalu saya membaca sebuah kisah nyata yang kurang lebih sama dengan perjalanan hidup saya. Singkat cerita, di dalam cerita itu, saat sang anak berulang tahun, penyakit ayahnya kambuh dan tak tertolong lagi. Sang anak kaget, kenapa Ayahnya merahasiakan penyakitnya kepada anaknya sendiri. Kemudian sang Ibu menceritakan bahwa kalo Ayahnya tidak mau anaknya terlalu sayang pada sang Ayah, karena jika Ayahnya meninggal tentu dia akan sangat kehilangan.

Setelah beberapa hari kematian sang Ayah, Sang Ibu memberikan kado dari Sang Ayah untuk anaknya yang telah disiapkan beberapa hari sebelum kematiannya. Di dalam kado tersebut dituliskan doa dari sang Ayah yang intinya beliau memohon kepada Tuhan agar anaknya tidak diberi jalan yang lapang, tapi berikanlah dia jalan yang berliku-liku dan terjal agar anaknya tersebut dapat memahami kerasnya kehidupan dan kuat menghadapi setiap masalah yang hadir dalam kehidupannya tersebut.

Cerita yang kurang lebih sama dengan perjalanan hidup saya, namun saya masih lebih beruntung masih dapat memandang wajah Ayah saya dan menunjukkan pada Beliau bahwa inilah hasil didikannya yang patut Beliau banggakan. Bagi anda yang masih dapat melihat wajah kedua orang tua kita, nikmatilah,,,,,karena suatu saat kita akan kehilangan mereka. Bagi rekan yang sudah di tinggalkan, tunjukkanlah bahwa anda menjadi orang yang bermanfaat bagi sebanyak-banyak umat, karena saya yakin, mereka pun melihat kita di alam sana dan pasti mereka akan bangga terhadap kita.

4 comments:

  1. emang kadang kalo dah bicara hubungan antara ayah dan anak rada2 komplikated...aku juga termasuk yang hubungan dengan ayah/bapak dingin dingin aja...gak bagus sih memang...tapi semua itu terjadi dan tercipta dengan alasan yang setiap orang mungkin beda dan tak sama, tapi pada akhirnya semuanya tinggal kenangan, karena biar bagaimana gak ada tuh yang namanya bekas ayah atau bekas anak...he...he...nice post man.

    ReplyDelete
  2. Yap, betul-betul inspiratif.. keep going bro...

    ReplyDelete
  3. halo salam kenal! blog kamu bagus :) tukar link yuk?! kalo link blog saya udah kamu add , komentar aja di blog saya, nanti saya add link blog kamu juga ok?

    see you, have a nice day! ;)
    ini link blog saya:
    http://encyclopedia-for-all.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. cara orang tua mendi2k putranya emang berbeda-beda, walaupun tidak bisa dpungkiri sebagian orangtua mendidik dengan cara yang salah, tapi pada intinya semua orang tua mendidik putranya agar menjadi manuasia yang lebih baik dari hari ke hari

    ReplyDelete